Seiring perkembangan teknologi dalam industri gaming saat ini, ukuran file game modern terus menunjukkan angka yang semakin membengkak. Jika dulu game di console Sega atau Nintendo, hanya membutuhkan beberapa kilobyte saja untuk storagenya, kini kita sering menjumpai game yang membutuhkan puluhan bahkan ratusan gigabyte seperti Call of Duty: Warzone dengan ukuran file yang bisa mencapai >100 GB. Fenomena ini memunculkan tantangan baru bagi para gamer yang harus menyediakan ruang penyimpanan ekstra besar di perangkat mereka.
Sebagai contoh, game open world seperti Red Dead Redemption 2 menawarkan pengalaman bermain yang luar biasa imersif, namun ukuran file-nya mencapai 150 GB membuat banyak orang bertanya-tanya: apakah ukuran besar ini benar-benar tidak bisa dihindarkan? Ditambah lagi, game yang memiliki grafis realistis dan banyak fitur tambahan sering kali menuntut gamer untuk mengunduh update besar yang semakin memperbesar ukuran total sebuah game. Seperti mode Co-Op mode yang mengharuskan download beberapa map dalam ukuran yang sangat besar.
Apa sebenarnya yang menyebabkan ukuran game modern menjadi sebesar ini? Apakah karena tuntutan grafis canggih, ukuran map di game open world yang semakin luas, atau mungkin memang ada kebijakan khusus dari para developer yang lebih fokus pada fitur tanpa memperhatikan efisiensi?
Size Game Dulu dan Sekarang
Jika kita melihat ke masa lalu, game klasik seperti Super Mario Bros di console Nintendo (NES) hanya membutuhkan storage sekitar 40 KB. Sementara itu, game modern seperti Cyberpunk 2077 bisa mencapai ukuran 70 GB atau lebih, bahkan dengan hadirnya DLC maka ukuranya juga akan semakin bertambah. Perbandingan ini menunjukkan betapa pesatnya perkembangan teknologi dalam industri game, baik dari segi grafis, gameplay, maupun kompleksitas dunia yang ditawarkan.
Di masa lalu, keterbatasan hardware menjadi faktor utama yang memengaruhi ukuran sebuah game. Console seperti NES dan Sega Genesis hanya memiliki kapasitas penyimapanan yang sangat kecil, sehingga para developer harus memutar otak untuk menciptakan game yang tetap menarik meski dalam ruang yang sangat terbatas. Mereka menggunakan teknik seperti sprite-based graphics dan tile maps, yang memungkinkan pembuatan dunia yang luas tanpa menghabiskan banyak ruang di penyimpanan. Musik dan efek suara pun dibuat menggunakan format sederhana seperti MIDI, yang jauh lebih kecil dibandingkan file audio berkualitas tinggi yang digunakan pada zaman sekarang.
Sebaliknya, game modern dirancang untuk memanfaatkan sepenuhnya kemampuan hardware canggih yang tersedia saat ini. Game open world dengan tekstur resolusi tinggi, soundtrack orchestra, dan voice acting dalam berbagai bahasa adalah hal yang umum ditemukan di banyak game modern. Hal ini menyebabkan ukuran file yang jauh lebih besar dibandingkan dengan game klasik. Namun, hal ini juga membawa dampak yang berbeda bagi para gamer: yaitu kebutuhan untuk memiliki perangkat dengan kapasitas penyimpanan yang besar dan kecepatan membaca data atau internet yang memadai untuk mengunduh game berukuran raksasa tersebut.
Perbandingan yang sangat jauh sekali tentang ukuran sebuah game lama dan yang modern saat ini. Game Gunstar Heroes yang ada di Sega Genesis hanya berukuran 1 MB, sedangkan Call of Duty: Black Ops 6 memiliki ukuran sekitar 128 GB.
Teknologi Grafis Menjadi Masalah Utama
Di era game klasik, grafis 2D berbasis pixel menjadi sebuah standar dengan ukuran file yang kecil karena menggunakan warna dan resolusi yang terbatas. Contohnya, game seperti Pac-Man atau Super Mario Bros. yang hanya memerlukan ukuran kecil untuk menyimpan animasi dan environmentnya. Di sisi lain, grafis modern memanfaatkan tekstur resolusi tinggi yang membutuhkan file jauh lebih besar. Setiap objek di dalam game, mulai dari karakter hingga properti environmentnya dilengkapi dengan detail luar biasa yang mencakup bayangan, pencahayaan, bahkan refleksi dari air.
Beberapa game modern juga menggunakan teknologi ray tracing, di mana teknologi ini mereplikasi perilaku cahaya secara realistis, menciptakan bayangan dan pantulan yang sangat detail. Namun, proses ini membutuhkan tekstur dan data tambahan yang meningkatkan file game secara signifikan. Penggunaan ray tracing pun biasanya dipakai di game-game yang mendukung resolusi 4K dan bahkan 8K untuk menjadi standar pengalaman visual yang imersif. Sebagai perbandingan, tekstur untuk game 1080p hanya membutuhkan sebagian kecil dari ukuran tekstur game 4K.
Grafis canggih di era modern saat ini sangat diperlukan, mengingat ekspektasi para gamer yang mengharapkan grafis yang sesuai dengan kemampuan dari suatu perangkat tertentu. Misalnya, dengan keluarnya console terbaru seperti PS5 ke PS6 nantinya, gamer mengharapkan ada perubahan yang signifikan untuk grafisnya. Grafis yang realistis memungkinkan pemain untuk tenggelam ke dalam dunia game yang diamainkannya. Seperti, shadow yang dinamis, detail alamnya, hingga efek pencahayaan yang menciptakan sensasi yang lebih nyata. Hal ini menjadi tantangan bagi para pelaku industri game untuk berkompetisi dan mendorong inovasi di bidang grafis. Game yang terlihat lebih realistis sering kali dianggap lebih unggul dalam kualitas, sehingga developer berlomba-lomba menghadirkan visual yang terbaik.
Namun, grafis canggih ini memberikan dampak yang luar biasa pada dukungan storage, pasalnya semakin canggih sebuah grafis maka akan memerlukan ukuran file yang sangat besar dan kebutuhan hardware tingkat atas untuk dapat menjalankan game tersebut dengan lancar. Gamer yang memiliki perangkat dengan storage besar dan graphic card yang mumpuni akan dapat menikmati kualitas suatu game 100% dibandingkan mereka yang memiliki perangkat di bawahnya.
Salah satu contoh perbandingan grafis low dan high di game Elder Scroll Online. Game di PC mengharuskan download semua aset di semua grafis demi memberikan kenyamanan ketika player mengubah setting grafik. Berbeda dengan game di hp yang mana hanya bisa memilih aset mana yang mau didownload. (sumber: Tesolife)
Baca juga: Emulator: Sejarah, Kelebihan Kekurangan, dan Jenisnya
Konten yang Lebih Banyak dan Kompleks
Game modern saat ini memberikan nuansa open world yang masif, di mana player dapat menjelajahi dunia yang luas tanpa batasan level atau area-area yang tertutup. Game open world membutuhkan lebih banyak aset tekstur, NPC, objek-objek interaktif, hingga efek-efek untuk environmentnya yang membuat size game semakin membengkak.
Selain itu, banyak game modern yang menghadirkan fitur kompetitif dengan mode multiplayer yang kompleks. Para developer menghadirkan map yang luas, berbagai macam mode permainan yang dapat dimainkan bersama-sama, hingga fitur komunikasi real-time seperti chat world, chat team, atau bahkan fitur voice. Game sejenis ini biasanya menghadirkan update yang rutin, event musiman, serta konten tambahan yang semakin bertambah banyak yang membuat size gamenya semakin besar. Sistem matchmaking dan server berbasis cloud juga membutuhkan lebih banyak data untuk mendukung pengalaman bermain yang lancar.
Ada banyak game yang menawarkan story yang bercabang, di mana player dapat melihat dampak yang berbeda dari story yang mereka lalui. Setiap cabang di dalam story membutuhkan cutscene, dialog voice-acted, hingga animasi-animasi khusus yang berkontribusi dalam besarnya size game tersebut. Misalnya, game Cyberpunk 2077 atau Detroit: Become Human memiliki berbagai pilihan yang memengaruhi ending gamenya, sehingga membutuhkan lebih banyak aset tambahan untuk mendukung berbagai kemungkinan story yang ditawarkan.
Kesimpulan
Semakin luas dan kompleks suatu game, semakin banyak data yang dibutuhkan untuk menyimpan berbagai aset yang diperlukan, seperti grafis, voice-acted, NPC, monster, mekanisme game, hingga ke story script. Meskipun ukuran game sekarang semakin membengkak, hal ini juga memberikan pengalaman bermain yang lebih dalam dan dinamis bagi para gamer. Player perlu mempertimbangkan storage mereka sebelum download game-game modern dengan konten yang terus berkembang nantinya (DLC).
No comments:
Post a Comment