Anda tentu sudah mengetahui tentang rating pada suatu game, yang mana ini adalah suatu sistem klasifikasi yang digunakan untuk menetapkan batasan usia konsumen atau pemain berdasarkan konten yang terdapat di dalam sebuah game tersebut. Sistem ini memegang peranan penting dalam memberikan panduan melalui simbol tertentu bagi konsumen maupun calon konsumen, khususnya bagi orang tua yang bisa menilai tingkat kesesuaian sebuah game bagi anak-anak maupun remaja.
Penilaian biasanya mencakup berbagai aspek seperti tingkat kekerasan, penggnaan bahasa, unsur seksual, hingga tema cerita yang disajikan di dalam game. Dengan adanya informasi ini, masyarakat dapat membuat keputusan yang lebih tepat sebelum membeli atau memainkan sebuah game.
Setiap negara memiliki standar dan metode penilaian yang berbeda sehingga menghasilkan jenis rating dan simbol yang berbeda juga, yang mana penilaian ini disesuaikan dengan budaya, nilai mora, serta regulasi hukum yang berlaku di negara masing-masing.
Perbedaan ini membuat suatu game dapat dinyatakan aman di suatu negara tetapi memerlukan pembatasan atau bahkan dilarang di negara lain. Oleh karena itu, pemahaman terhadap sistem rating game internasional menjadi penting, tidak hanya bagi konsumen atau player, tetapi juga bagi developer dan publisher yang ingin memasarkan produk mereka secara global.
Fungsi dan Tujuan Rating Game
Tujuan utama dari sistem rating game adalah untuk melindungi pemain dari konten yang tidak sesuai dengan usia atau tingkat kedewasaannya. Melalui klasifikasi yang jelas, lembaga rating berusaha memastikan bahwa setiap pemain mendapatkan pengalaman bermain yang aman, sehat, dan sesuai dengan norma yang berlaku.
Hal ini menjadi sangat penting terutama bagi anak-anak dan remaja yang masih berada dalam tahap perkembangan emosional dan psikologis. Dengan adanya rating, orang tua juga dapat lebih mudah memantau serta mengawasi konten yang diakses oleh anak-anak mereka.
Selain perlindungan terhadap konsumen, sistem rating juga berfungsi sebagai panduan bagi developer dan publisher dalam menyusun dan memasarkan produk mereka. Konten-konten yang mengandung kekerasa eksplisit, penggunaan obat-obatan, perjudian, bahasa kasar, hingga tema seksual merupakan elemen yang sering menjadi penentu klasifikasi usia.
Keberadaan rating mendorong industri game untuk lebih bertanggung jawab dalam menyajikan konten, sekaligus membantu mereka menyesuaikan strategi distribusi sesuai dengan target pasar di berbagai wilayah.
Salah satu contoh beberapa video game DVD yang memiliki logo rating di bagian pojok kiri bawah. (sumber: Reddit)
Sistem Rating Game di Berbagai Negara
Setiap negara memiliki lembaga rating sendiri yang menetapkan klasifikasi usia berdasarkan standar lokal yang berlaku. Perbedaan budaya, norma sosial, dan regulasi hukum membuat sistem rating game menjadi sangat beragam. Meskipun tujuannya serupa, yaitu memberikan panduan kepada konsumen dan membatasi akses terhadap konten sensitif, cara penilaian dan kategorisasinya bisa berbeda-beda.
1. ESRB (Entertainment Software Rating Board) - Amerika Utara.
ESRB adalah lembaga independen yang bertugas mengatur sistem klasifikasi usia pada video game dan aplikasi interaktif di kawasan Amerika Utara, khususnya Amerika Serikat dan Kanda. Didirikan pada tahun 1994 oleh Entertainment Software Association (ESA), ESRB hadir sebagai respons terhadap kekhawatiran masyarakat dan pemerintah terhadap konten kekerasan dalam game, terutama setelah munculnya kontroversi seputar game seperti Mortal Kombat dan Night Trap pada awal tahun 1990-an.
Sistem rating ESRB mencakup dua elemen utama, yakni kategori usia dan deskripsi konten. Kategori usia yang digunakan antara lain:
- E (Everyone) - Untuk semua usia, dengan konten minimal atau tidak ada konten yang dapat dianggap tidak pantas.
- E10+ (Everyone 10 and Older) - Cocok untuk pemain usia 10 tahun ke atas, mengandung konten ringan seperti kekerasan kartun atau fantasi.
- T (Teen) - Untuk usia 13 tahun ke atas, dapat mencakup kekerasan moderat, humor kasar, atau referensi seksual ringan.
- M (Mature 17+) - Ditujukan bagi pemain berusia 17 tahun ke atas, mengandung kekerasan intens, darah, bahasa kasar, atau konten seksua yang lebih eksplisit.
- AO (Adults Only 18+) - Untuk usia 18 tahun ke atas, mencakup konten seksual eksplisit atau kekerasan ekstrem. Game dengan rating AO sangat jarang dirilis secara komersial karena banyak platform menolak mendistribusikannya.
Sistem ESRB telah menjadi standar utama di industri game Amerika Utara dan menjadi acuan penting bagi developer, publisher, serta para pengecer dalam menentukan strategi pemasaran dan distribusi produk mereka. Selain itu, ESRB juga menyediakan sistem verifikasi usia untuk game digital dan aplikasi online, memperkuat upaya perlindungan terhadap pemain di bawah umur.
Logo rating pada ESRB, EC (Early Childhood) dan RP (Rating Pending) jarang ditemui di penjualan game fisik dikarenakan sangat sedikit produk yang menyasar audience tersebut meskipun ada sebagian kecil.
2. PEGI (Pan European Game Information - Eropa
PEGI adalah sistem klasifikasi usia yang digunakan secara luas di sebagian besar negara di Eropa untuk menilai kelayakan konten video game. Sistem ini diperkenalkan pada tahun 2003 oleh Interactive Software Federation of Europe (ISFE) sebagai respons atas kebutuhan akan standar penilaian yang seragam di seluruh kawasan Eropa, menggantikan sistem rating nasional yang sebelumnya berbeda-beda di setiap negara.
PEGI mengklasifikasikan game berdasarkan kelompok usia sebagai berikut:
- PEGI 3 - Game yang aman untuk semua usia, biasanya berisi grafik dan suara yang tidak menakutkan serta tidak mengandung bahasa kasar.
- PEGI 7 - Cocok untuk anak usia 7 tahun ke atas, dapat mengandung adegan atau suaa yang sedikit menakutkan.
- PEGI 12 - Unutk pemain usia 12 tahun ke atas, dapat mencakup kekerasan yang realistis terhadap karakter fantasi atau penggunaan bahasa ringan.
- PEGI 16 - Menandakan bahwa game mengandung kekerasan yang menyerupai kehidupan nyata, adanya konsumsi rokok atau alkohol, serta aktivitas seksual ringan.
- PEGI 18 - Untuk usia 18 tahun ke atas, berisi konten dewasa, kekerasan ekstrem, bahasa vulgar, aktivitas seksual eksplisit, atau unsur perjudian.
PEGI telah diadopsi oleh lebih dari 30 negara di Eropa dan menjadi bagian penting dari kebijakan perlindungan konsumen, khususnya anak-anak. Banyak pemerintah di kawasan tersebut juga mewajibkan penggunaan rating PEGI sebagai syarat distribusi game, baik secara fisik maupun digital. Dengan penerapan standar yang konsisten dan transpara, PEGI membantu orang tua dan pemain untuk membuat keputusan yang lebih tepat dalam memilih video game yang sesuai.
Logo rating pada PEGI menggunakan warna sebagai indikator batas usia muda, remaja, dan dewasa serta diberikan logo tambahan yang menggambarkan sesuatu di dalam game seperti ketakutan, narkoba, perjudian, dan sebagainya.
3. CERO (Computer Rating Organization) - Jepang
CERO adalah lembaga independen yang bertanggung jawab dalam mengatur klasifikasi usia video game di Jepang. Didirikan pada tahun 2002 oleh Computer Entertainment Supplier's Association (CESA), CERO berperan penting dalam memberikan panduan kepada konsumen mengenai konten yang terdapat dalam video game, serta menetapkan batasan usia yang sesuai untuk pemain. Sistem ini juga mendukung upaya pemerintah dan industri dalam menciptakan ekosistem game yang bertanggung jawab dan sesuai dengan nilai-nilai sosial masyarakat Jepang.
Klasifikasi yang digunkana oleh CERO terdiri dari lima tingkat usia:
- A (All Ages) - Cocok untuk semua kalangan tanpa konten yang berpotensi mengganggu.
- B (12+) - Untuk pemain berusia 12 tahun ke atas, dapat mencakup kekerasan ringan, bahasa kasar tingkat rendah, atau situasi menegangkan.
- C (15+) - Mengandung konten dengan intensitas sedang, termasuk kekerasan bertema dark, atau referensi seksual ringan.
- D (17+) - Untuk usia 17 tahun ke atas, mencakup kekerasan intens, adegan berdarah, atau unsur seksual yang lebih eksplisit.
- Z (18+) - Kategori tertinggi yang hanya boleh diakses oleh orang dewasa, mengandung konten ekstrem dan tidak diperkenankan untuk dijual kepada anak di bawah umur. Game dengan rating Z akan dilakukan pengawasan distribusi yang lebih ketat.
Salah satu ciri khas sistem CERO adalah kecenderungannya yang konservatif terhadap konten kekerasan dan seksual. Banyak game yang dirilis di Jepang mengalami modifikasi atau sensor tertentu untuk menyesuaikan dengan pedoman CERO, meskipun versi internasional tidak mengalami perubahan. Hal ini mencerminkan perbedaan nilai budaya dan sensivitas sosial yang menjadi pertimbangan utama dalam proses penilaian.
CERO tidak hanya berfungsi sebagai sistem perlindungan konsumen, tetapi juga sebagai alat regulasi industri game Jepang yang sangat besar dan berpengaruh secara global. Keberadaan CERO mendukung terciptanya keseimbangan antara ekspresi kreatif developer dan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat.
Sistem rating CERO yang ada di Jepang memberikan warna simbolik agar terlihat jelas perbedaan antara batasan semua umur hingga yang khusus dewasa.
4. GRAC (Game Rating and Administration Committee) - Korea Selatan
GRAC adalah lembaga pemerintah Korea Selatan yang bertugas melakukan klasifikasi konten video game berdasarkan usia pemain. Lembaga ini dibentuk pada tahun 2006 sebagai respons terhadap kebutuhan akan regulasi yang lebih ketat terhadap konten digital, menyusul meningkatnya popularitas game online dan kekhawatiran terhadap dampaknya bagi generasi muda. Sebelumnya, sistem rating di Korea Selatan dikelola oleh Korea Media Rating Board (KMRB), namun kemudian dialihkan kepada GRAC agar fokus terhadap industri game secara khusus.
Sistem klasifikasi usia yang digunakan oleh GRAC meliputi:
- All - Game yang sesuai untuk semua usia, tanpa konten yang diangap berbahaya atau tidak pantas.
- 12+ - Untuk pemain berusia 12 tahun ke atas, dapat mencakup kekerasan ringan, bahasa kasar, atau tema-tema fantasi.
- 15+ - Mengandung konten kekerasan sedang, penggunaan alkohol atau rokok, serta bahasa yang lebih vulgar.
- 18+ - Diperuntukkan bagi orang dewasa, mencakup kekerasan ekstrem, unsur seksual, perjudian, atau penggunaan narkoba.
- Restricted - Kategori terbatas untuk konten yang sangat ekstrem, yang dapat dikenakan pembatasan distribusi bahkan bagi kalangan dewasa.
Selain melakukan klasifikasi, GRAC juga bertugas memantau distribusi, melaporkan pelanggaran, serta memberikan sanksi kepada developer atau publisher yang tidak mematuhi regulasi. Pengawasan ini mencakup game yang beredar di toko fisik maupun platform digital, termasuk aplikasi mobile dan game berbasis cloud.
GRAC menjadi contoh sistem rating game yang menggabungkan perlindungan konsumen dengan kebijakan publik yang progresif. Melalui penerapan klasifikasi yang rinci dan regulasi yang tegas, Korea Selatan menunjukkan komitmen tinggi dalam menjaga keseimbangan antara kemajuan industri game dan kepentingan masyarakat.
Logo sistem rating GRAC yang ada di Korea Selatan, terdapat logo Test di mana sebuah game sedang dalam masa pengjuian dan Refused di mana sebuah game ditolak beredar di publik.
5. IARC (International Age Rating Coalition) - Platform Digital Global
IARC adalah sistem klasifikasi usia global yang dirancang untuk menyederhanakan proses rating game dan aplikasi digital di berbagai negara. Didirikan pada tahun 2013 melalui kerja sama antara beberapa lembaga rating internasional seperti ESRB (Amerika), PEGI (Eropa), USK (Jerman), ACB (Australia), dan Classind (Brazil), IARC hadir sebagai solusi untuk memfasilitasi developer dalam mendistribusikan produk mereka secara efisien di pasar global. Sistem ini dirancang agar kompatibel dengan platform digital seperti Google Playe Store, Microsoft Store, Nintendo eShop, dan Oculus Store.
Berbeda dari sistem rating konvensional yang mengharuskan peninjauan manual oleh lembaga lokal, IARC menggunakan pendekatan otomatis berbasis kuesioner. Developer diminta mengisi formulir penilaian konten saat upload game atau aplikasi mereka ke platform digital. Berdasarkan jawaban dari kuesioner tersebut, sistem IARC akan menghasilkan rating usia yang relevan secara otomatis, sesuai dengan kebijakan masing-masing negara atau wilayah yang telah berpartisipasi dalam koalisi.
Rating yang diberikan melalui IARC tetap mengacu pada sistem lokal di negara tujuan. Misalnya, pengguna di Amerika akan melihat rating ESRB, pengguna di Eropa akan melihat rating PEGI, dan pengguna di Brazil akan melihat rating ClassInd meskipun semuanya berasal dari satu proses penilaian terpadu. Hal ini memungkinkan konsistensi sekaligus kepatuhan terhadap hukum lokal.
Keunggulan utama dari IARC adalah efisiensi, terutama bagi developer indie dan studio kecil yang ingin menjangkau pasar global tanpa melalui proses birokrasi yang berulang. Selain itu, sistem ini juga memastikan bahwa game dan aplikasi digital tetap tunduk pada regulasi lokal, sehingga dapat mencegah distribusi konten yang tidak sesuai dengan norma dan hukum di suatu negara.
IARC mencerminkan perubahan besar dalam distribusi konten digital, di mana kecepatan, skalabilitas, dan kepatuhan hukum harus berjalan bersana. Dengan menyediakan kerangka rating yang terintegrasi dan otomatis, IARC menjadi fondasi penting dalam tata kelola konten digital lintas negara di era distribusi global.
Infografis di atas menunjukkan tentang bagaimana IARC bekerja secara umum.
6. Sistem Rating Game Lainnya (Termasuk Indonesia)
Selain sistem rating utama yang telah dibahas sebelumnya, terdapat pula sejumlah lembaga klasifikasi usia lain yang berlaku di berbagai negara. Meskipun tidak selalu sepopuler ESRB atau PEGI, keberadaan sistem ini tetap memainkan peran penting dalam pengawasan dan pengendalian konten game sesuai dengan normal lokal masing-masing wilayah.
Salah satu contohnya adalah Australian Classification Board (ACB) di Australia. ACB menggunakan sistem klasifikasi mulai dari G (General) hingga R18+ dengan label tambahan seperti MA15+ untuk konten yang mengandung kekerasan atau tema dewasa. Australia dikenal memiliki kebijakan yang sangat ketat terhadap konten game dan tidak segan untuk melarang peredaran game yang dianggap melanggar standar moral atau hukum setempat.
Di Jerman, sistem rating dikelola oleh Unterhaltungssoftware Selbstkontrolle (USK). Lembaga ini menggunakan klasifikasi berdasarkan usia: 0, 6, 12, 16, dan 18 tahun serta melakukan peninjauan menyeluruh terhadap game sebelum dipasarkan. USK juga terlibat dalam pengawasan distribusi digital melalui kerja sama dengan IARC.
Sementara itu, ClassInd (Classificação Indicativa) adalah sistem rating yang diterapkan di Brazil. Lembaga ini tidak hanya menilai game, tetapi juga film, serial televisi, dan konten digital lainnya. Klasifikasi usia di Brazil biasanya mencakup label L (Livre), 10, 12, 14, 16, dan 18 anos yang disertai dengan penjelasan konten seperti kekerasan, seksualitas, atau konsumsi narkoba.
Di Rusia, sistem klasifikasi dikendalikan oleh Russian Age Rating System (RARS) yang mengkategorikan game ke dalam usia 0+, 6+, 12+, 16+, dan 18+. Regulasi di Rusia juga cukup ketat terhadap konten yang dianggap melanggar norma keluarga, agama, atau negara.
Di Indonesia, terdapat lembaga rating yang bernama Indonesia Game Rating System (IGRS) meskipun belum berdiri secara independen seperti di negara lain, regulasi terkait klasifikasi konten digital sudah diatur oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang mana sekarang berganti menjadi Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). IGRS dibentuk melalui Peraturan Menteri Kominfo No. 11 Tahun 2016 dan pada tahun 2024 terdapat revisi yang mengatur lembaga ini melalui Peraturan Meneteri Kominfo No. 2 Tahun 2021 tentang Klasifikasi Permainan Interaktif Elektronik, pemerintah menetapkan lima kelompok usia, yaitu:
- SU (Semua Umur) - Dapat dimainkan untuk seluruh usia.
- 3+ - Usia 3 tahun ke atas, tidak ada konten yang menampilkan konten dewasa, penggunaan obat-obatan, simulasi perjudian, dan interaksi online.
- 7+ - Usia 7 tahun ke atas, tidak ada konten yang menampilkan konten dewasa, penggunaan obat-obatan, simulasi perjudian, dan interaksi online.
- 13+ - Usia 13 tahun ke atas, terdapat konten yang dibatasi karena menampilkan sebagian kecil penggunaan obat-obatan dan alkohol ringan oleh tokoh atau karakter di game termasuk NPC, kekerasan, bahasa kasar yang ringan, simulasi perjudian, tema horor, dan interaksi online.
- 18+ - Usia 18 tahun ke atas, terdapat konten yang dibatas karena menampilkan sebagian besar atau keseluruhan penggunaan obat-obatan dan alkohol oleh tokoh atau karakter di game termasuk NPC, kekerasan realistis, darah, sadis, mutilasi, humor yang kasar, simulasi perjudian, tema horor, dan interaksi online.
Kehadiran berbagai sistem rating ini mencerminkan pentingnya pendekatan lokal dalam menilai konten game. Meskipun industri game bersifat global, namun nilai-nilai budaya, hukum, dan norma masyarakat tetap menjadi pertimbangan utama dalam menentukan batasan usia dan distribusi konten.
Salah satu campaign yang diadakan oleh IGRS untuk menyasar kepedulian orang tua agar mereka melek rating video game.
Perbedaan dan Tantangan Antar Negara dalam Sistem Rating Game
Meskipun tujuan utama dari sistem rating game di seluruh dunia relatif serupa, yaitu memberikan panduan usia dan melindungi konsumen dari konten yang tidak sesuai, perbedaan budaya, norma sosial, dan regulasi hukum di negara masing-masing menjadikan standar penilaian tidaklah seragam. Misalnya, konten kekerasan yang dianggap biasa saja di Amerika bisa diklasifikasikan sebagai hal yang berat di Indonesia.
Di Jepang, unsur seksual sering kali dinilai lebih permisif dibandingkan dengan standar di Amerika maupun Eropa, sementara di Jerman atau Australia, kekerasan ekstrem bisa menjadi alasan pelanggaran total terhadap sebuah judul game.
Perbedaan sistem ini menciptakan tantangan tersendiri, terutama bagi developer dan publisher yang ingin meirilis produk mereka secara global. Game yang telah disetujui di satu pasar mungkin perlu disensor atau dimodifikasi untuk memenuhi persyaratan di negara lain, baik dalam bentuk perubahan grafis, penghapusan fitur, hingga penyesuaian alur cerita.
Selain itu, distribusi digital lintas negara juga menimbulkan dilema, di mana platform harus menyesuaikan rating berdasarkan lokasi penguna tanpa mengabaikan kebijakan lokal. Dalam konteks ini, muncul kebutuhan akan pendekatan yang lebih fleksibel dan adaptif, seperti sistem IARC yang berupaya menjembatani perbedaan sistem tanpa mengorbankan ketaatan terhadap hukum lokal.
Tips untuk Gamer dan Orang Tua dalam Memahami Rating Game
Memahami sistem rating game bukan hanya tanggung jawab developer atau pemerintah saja, tetapi juga penting bagi para gamer dan orang tua sebagai konsumen. Bagi gamer, terutama remaja dan anak-anak, mengetahui batasan usia yang tertera pada kemasan atau halaman digital game dapat membantu memilih game yang sesuai dengan tingkat kedewasaan dan kesiapan emosional.
Memainkan game dengan konten yang melebihi usia yang disarankan dapat memunculkan dampak negatif, baik secara psikologis maupun sosial terutama jika konten tersebut memuat berbagai konten yang melenceng dari norma seperti kekerasan, seksual, hingga unsur kecanduan.
Bagi orang tua, peran aktif dalam mengawasi serta mendampingi anak saat memilih dan memainkan game menjadi hal yang sangat penting. Langkah sederhana seperti membaca label rating, memahami simbol peringatan konten, serta mengecek ulasan konsumen lain dan informasi dari developer dapat membantu mengambil keputusan yang tepat.
Selain itu, membuka ruang diskusi terbuka dengan anak mengenai isi game yang mereka mainkan juga dapat membangun kepercayaan dan pemahaman bersama. Dengan sikap selektif dan bijak, orang tua dapat menjadikan game sebagai sarana hiburan dan edukasi yang aman serta bermanfaat bagi perkembangan anak.
Semoga artikel ini bermanfaat.
Dukung Saya di Trakteer
Bagi
Anda yang suka dengan artikel-artikel yang saya buat, saya berharap
Anda bisa mendukung saya melalui sedikit donasi untuk meningkatkan
kualitas konten yang saya buat. Rencananya, saya ingin memiliki website
sendiri. Apabila Anda berkenan, silakan klik gambar di bawah ini untuk
menuju halaman donasi.
.jpeg)


.png)

.png)
.png)
.png)
.png)

Comments
Post a Comment