Baru-baru ini dunia media sosial luar negeri heboh akan perseteruan gamer dengan salah satu game engine yang bernama GODOT. Disebutkan bahwa ternyata game engine ini terlibat dalam kontroversi terkait dengan apa yang disebut sebagai "woke agenda" atau agenda politis yang diasosiasikan dengan nilai-nilai keadilan sosial. Istilah woke sering digunakan untuk merujuk pada kesadaran sosial terhadap isu-isu seperti diskriminatif, kesetaraan, dan hak-hak minoritas. Namun, woke agenda lebih mengacu kepada kaum LGBTQ+.
Beberapa pengguna GODOT merasa bahwa game ini telah mengalihkan fokus dari pengembangan teknologi ke promosi pandangan politik, terutama setelah tweet dari Community Manager GODOT yang melakukan tindakan yang tidak semestinya dilakukan oleh para developer lainnya. Dia menggunakan akun resmi GODOT untuk memblokir orang-orang yang berseberangan dengan paham yang dia anut sehingga memunculkan kemarahan gamer.
Peran Community Manager dalam industri gaming sangatlah penting, karena mereka bertindak sebagai jebatan antara developer dan para pengguna/komunitas. Dalam kasus GODOT, tindakan dan sika dari Community Manager ini memicu reaksi keras, di mana beberapa pengguna merasa bahwa mereka diblokir hanya karena perbedaan pandangan. Keseimbangan antara inklusivitas dan kebebasan berpendapat di komunitas sudah tidak lagi diutamakan karena ini terkesan untuk memaksakan apa yang mereka mau. Ketika platfor GODOT berusaha untuk mempromosikan nilai-nilai keadilan sosial, mereka juga harus berhati-hati agar tidak dianggap memaksakan pandangan politik tertentu yang mana dapat menimbulkan perpecahan di dalam komunitas mereka sendiri. Tentunya juga berdampak bagi perusahaan.
Bagi anda yang belum mengenal GODOT, ini adalah sebuah game engine open-source yang dirancang untuk pengembangan game 2D dan 3D, dikenal karena fleksibilitas dan lisensinya yang gratis di bawah MIT (Massachusetts Institute of Technology). Sejak dirilis, GODOT telah menjadi alternatif populer bagi para developer game yang mencari alat yang lebih transparan dan tanpa biaya lisensi seperti yang ditawarkan oleh Unity atau Unreal Engine. Sifat open-source dari GODOT memungkinkan komunitas untuk berkontribusi dalam pengembangan dan peningkatan platform ini, menjadikannya sebuah project yang sangat bergantung pada dukungan dari penggunanya.
Awal mula masalah
Pada tanggal 24 September 2024 kemarin, akun Twitter @nat_the_dev memposting video tentang game yang sedang mereka kerjakan di mana diketahui bahwa ia mengerjakannya menggunakan Unreal Engine 5. Ada user yang menggunakan nama @kryztofcheski berkomentar yang isinya "Studio woke selalu menggunakan engine yang sudah jadi untuk membuat game karena mereka tidak bisa membangun engine mereka sendiri."
Dan awal permasalahan pun terjadi ketika akun GODOT, yang saat itu dipegang oleh Community Manager, membuat tweet berdasarkan pernyataan @kryztofcheski yang isinya adalah "Game engine sekarang ini woke? Kita tidak dapat berkomentar 🌈. Tunjukkan game #wokot kamu di bawah." Komentar para netizen gamer pun ramai di postingan ini.
Retweet dari @nat_the_dev menanggapi komentar dari @kryztofcheski yang sekarang dihapus sebagai tanda awal mula memicu GODOT untuk berkomentar. (sumber: knowyourmeme)
Postingan GODOT inilah yang akhirnya menimbulkan banyak reaksi dari para netizen gamer di beberapa negara. (sumber: @gofotengine)
Pemblokiran massal
Postingan GODOT tidak memerlukan waktu yang lama untuk mendapatkan banyak atensi dari netizen gamer, dan bahkan ia melakukan banyak block akun karena sudah tidak bisa menerima kritik lagi dari netizen gamer. Misalnya akun @funnygamedev memberikan komentar bahwa seharusnya GODOT lebih fokus untuk memperbaiki dan mendukung perbaruan engine mereka karena ada bug dalam dukungan bitmap yang menyebabkan project menjadi tertunda. Komentar ini membuat GODOT melakukan block yang mana justru semakin membuat gamer dan developer lain geram sehingga muncul keyakinan bahwa memang sudah saatnya menggunakan game engine lain ketimbang game engine milik GODOT.
Seorang pengembang game indie yang memiliki username @Cosmic_Scr juga kena banned dari GODOT karena membalas komentarnya dengan kutipan dari pencipta GODOT itu sendiri, Juan Linietsky. Ia mengatakan bahwa "Saya sangat percaya bahwa diskusi politik apa pun yang memberikan label kepada sekelompok orang adalah diskusi yang tidak seharusnya dimulai." Masalah pun berlanjut dengan banyaknya banned massal yang dilakukan oleh GODOT, yang mana saat itu dipegang oleh Community Managernya yang menggunakan username @murderveggie.
Godot tidak terima kritik dari @funnygamedev yang mana seharusnya ia lebih fokus ke perbaikan game enginenya ketimbang membahas hal lain. (sumber: knowyourmeme)
Akun @Cosmic_Scr juga ikut kena banned karena telah mengtuip tweet dari pendiri GODOT itu sendiri. (sumber: Twitter)
Netizen yang geram akhirnya pun menyebarkan sosok Community Manager GODOT dan mendapatkan banyak reaksi yang beragam. (sumber: @Nathani88740588)
Kegilaan pun berlanjut
Setelah melakukan pemblokiran di media sosial Twitter, Community Manager juga melakukan pemblokiran banyak akun di platform-platform lainnya, seperti GitHub dan Discord. Bahkan, beberapa donatur untuk GODOT juga kena blokir, padahal mereka sudah mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk bisa ikut membangun game engine GODOT ini. Hal ini semakin memicu kemarahan netizen gamers karena seharusnya perlakuan seperti ini tidaklah dilakukan oleh Community Manager, yang mana seharusnya mereka fokus untuk mengembangkan game engine bukan untuk kepentingan selera politik.
Salah satu developer dari tim GODOT memberikan komentar tentang maraknya akun yang diblokir, ia mengatakan bahwa "Community Manager (Community of Communication) hanya berlaku untuk interaksi dengan project atau saluran media sosial terkait. Jika Anda berperilaku baik, Anda tidak seharusnya diblokir, tidak peduli apa pandangan politik Anda. Tidak ada yang diinstruksikan untuk memblokir orang karena siapa yang mereka ikuti atau apa yang mereka posting."
Banyak gamer yang menyayangkan hal ini apalagi saat ini rasanya industri game seakan sedang dibajak oleh orang-orang yang lebih tertarik pada aktivisme daripada gaming. Banyak perusahaan game yang mempekerjakan orang gila di mana mereka mulai kehilangan kendali dan mengambil alih. Ini menyebabkan beberapa orang di dalam perusahaan memutuskan untuk angkat kaki dari sana dan orang-orang gila itu melakukan perekrutan dengan sesama orang gila lainnya. Mereka membawa teman-temannya dan menyebarkan penyakit. Orang gila ini adalah para aktivis LGBTQ+.
Seorang user GitHub diblokir oleh GODOT. (sumber: knowyourmeme)
Seorang donatur yang terkena blokir oleh GODOT meskipun ia sudah mencapai tier Titanium atau tier tertinggi kedua setelah Diamond.
Kegilaan semakin parah!
Namun, keadaan memburuk ketika moderator komunitas lain ikut menanggapi kasus ini di mana moderator bernama Xananax ia membuat pernyataan yang sangat panjang dan membuat kegaduhan yang sudah gila menjadi lebih gila. Ia mengatakan bahwa:
Drama ini bukan dibuat oleh Godot, drama ini dibuat oleh pengecut yang tidak punya hal yang lebih baik untuk dilakukan dalam keseharian mereka selain menyerang sesuatu yang tidak mereka pedulikan. Pengecut dan pemikiran sempit mereka adalah bahaya bagi semua orang. Mereka adalah sampah dan memblokir mereka adalah kebaikan bagi semua orang, termasuk diri mereka sendiri; dengan begitu, mereka bisa terus berpura-pura bahwa dunia hanya terdiri dari pengecut seperti mereka, dan tidak harus berhadapan dengan orang-orang yang berbeda.Anda tidak punya hak berbicara di sini, karena saya menganggap ucapan Anda sebagai muntahan toxic. Jika Anda berpikir mengundang orang queer untuk berbagi game mereka adalah politik, Anda adalah toxic yang jahat, dan saya ingin merasa tidak dihormati dan pergi secepat mungkin.Orang-orang tersebut juga memiliki sejarah online yang buruk, mereka sering menggunakan kata N di Discord. Hari ini, perusahaan akhirnya memutuskan untuk merespons semua reaksi negatif dengan menyatakan tweet yang secara tak terduga menyebabkan gelombang pelecehan yang ditujukan pada staf dan komunitas kami. Kami dengan tegas mengecam hal ini.Jika Anda percaya diblokir secara keliru dan belum melanggar kode etik, silakan hubungi kami dengan formulir yang terhubung di bawah. Kami berkomitmen untuk segera memperbaiki kesalahan apa pun. Kami dengan tegas mendukung misi kami untuk menjaga ruang komunitas kami bebas dari kebencian, diskriminasi, dan perilaku toxic lainnya.
Pernyataan dari Xananax yang membuat kegaduhan semakin runyam. (sumber: knowyourmeme)
Pernyataan resmi dari GODOT Foundation menanggapi isu yang bereda. (sumber: @godotfoundation)
Formulir yang harus diisi oleh orang-orang yang terkena kesalahan banned di mana mereka wajib menyertakan link postingan terakhir yang membicarakan GODOT. (sumber: @blw1138)
Reaksi netizen gamer
Seperti yang sudah diketahui bahwa pernyataan dari Community Manager GODOT Engine memicu kemarahan besar bagi netizen gamer dari berbagai belahan dunia. Hal ini membuat reputasi GODOT hancur seketika dan bomb review yang diberikan pun menunjukkan data yang sangat signifikan. Namun, pihak GODOT tetap bersikukuh bahwa mereka tidaklah salah dan malah menyalahkan para gamer.
Akibat dari kasus ini, beberapa orang tergerak untuk menciptakan game engine tandingan GODOT yang bernama REDOT, di mana software ini bersifat open source dan semua pihak memiliki kesempatan untuk mengembangkan bersama-sama. Meskipun GODOT bukanlah satu-satunya game engine, namun beberapa orang memberikan pernyataan bahwa menggunakan GODOT bukanlah hal yang tepat dalam jangka waktu panjang karena memiliki banyak kekurangan. Developer-developer memberikan saran untuk menggunakan Unity yang mana engine ini memiliki fitur yang lengkap dan lebih stabil.
Review bomb yang diberikan oleh para pegguna GODOT akibat dari kontroversi postingan woke. (sumber: @Pirat_Nation)
Redot Engine muncul sebagai saingan dari GODOT yang mana bersifat open source sehingga bisa berkesempatan untuk dapat berkembang jauh lebih baik. (sumber: @RedotEngine)
Kesimpulan
Kontroversi yang melibatkan GODOT Engine ini menyoroti konflik antara komunitas gaming dan aktivisme sosial di dalam ruang digital. Intinya, masalah ini muncul ketika seorang Community Manager dari GODOT mengambil sikap vokal terhadap isu-isu sosial yang memicu reaksi keras dari sebagian komunitas. Banyak user yang merasa bahwa platform pengembangan game ini telah terseret terlalu jauh ke dalam isu politik yang mana mengesampingkan tujuan utamanya sebagai alat untuk menciptakan game.
Respon dari manajemen GODOT yang kurang bijak, termasuk pemblokiran terhadap kritik dan pelabelan terhadap mereka yang tidak setuju, semakin memperburuk situasi. Alih-alih membangun dialog yang konstruktif, tindakan ini memperdalam perpecahan dalam komunitas. Para kritikus berpendapat bahwa tindakan sepihak oleh para moderator GODOT menciptakan lingkungan yang intoleran terhadap perbedaan pendapat. Masalah ini menjadi cerminan dari fenomena industri game yang mana sering kali komunitas gamer menghadapi para aktivis dengan kepentingan politik tertentu.
No comments:
Post a Comment